Beranda blog

Diduga Pengedar Sabu, Warga Pancoran Dicokok Polisi

IMG-20250408-WA0090

BONDOWOSO, Lagi-lagi Jajaran satuan reserse narkoba (Sat Reskoba) Polres Bondowoso mencokok Zainullah Bin Senol (30). Pasalnya ia diduga sebagai pengedar serbuk kristal atau sabu.

Zainullah warga dusun Widoro, Desa Pancoran, Bondowoso, Jawa Timur ini bertekuk lutut saat dicokok petugas, betapa tidak ia ketahuan menyembunyikan sabu didalam saku depan celananya.

Iptu Hadi Sukisman,Kasat Resnarkoba Polres Bondowoso mengatakan, Senol diamankan di jalan dusun Widoro, Desa Pancoran, Kecamatan kota Bondowoso,Rabu (3/7/2019) sekira pukul 23.00 WIB.

Penangkapan tersebut berawal dari informasi masyarakat yang menyampaikann adanya pelaku peredaran narkoba jenis sabu. Dengan ciri-ciri sesuai dengan tampilan fisik pelaku.

Setelah dilakukan penyelidikan dan dilakukan penggeledahan,ditemukan pada saku celana depan bungkusan plastik kecil yang berisi sabu.

“Dari Zainullah berhasil diamankan beberapa barang bukti, yaitu satu paket sabu yang dibungkus klip plastik disolasi. Serta uang tunai Rp 350 ribu dan satu HP,” kata Iptu Hadi, Kamis (4/7/2019).

Diterangkan bahwa berdasarkan barang bukti yang bersangkutan diduga melanggar Pasal 114 ayat (1) Subs Pasal 112 ayat (1) UU.RI No. 35 Tahun 2009, Tentang Narkotika.

“Ancaman hukuman minimal 6 tahun, maksimal 20 tahun,” katanya.

Sementara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, serta penyidikan Zainullah diamankan di Mako Polres Bondowoso, setelah nanti berkas lengkap atau P21 akan segera diserahkan ke Kejaksaan.

1744129950993

Diterjang Hujan Lebat, Dapur Rumah Warga Besuki Situbondo Ambruk

IMG-20250408-WA0090

Situbondo – Hujan lebat yang disertai hembusan angin kencang di Kecamatan Besuki telah memporak porandakan dapur rumah warga yang bernama Samawi (55). Rumah Sanawi yang berlokasi di Rt 03, Rw 01, Dusun Mandar, Desa Belimbing, Besuki, Situbondo, Jawa Timur tepat pukul 03.00 dini hari, Jumat, (8/3).


Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media online ini di lapangan menyebutkan bahwa, panjang rumah 5 meter dan lebar 6 meter yang berpenghuni 5 jiwa tersebut hancur pada bagian dapurnya.
“Untung saja kelima penghuni rumah itu selamat meski dalam keadaan tertidur lelap,” ujar Sonata, anggota tim Paskalis BPBD Situbondo, Jumat, (8/3).


Sonata menambahkan bahwa kerugian yang dialami korban yakni diperkirakan sekitar Rp 15 juta. (ans)

1744129950993

Kabag Prokopim Jadi “Penguasa Wilayah Peradaban Lereng Argopuro” di Megalitik Fest Bondowoso 2025

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso — Kepala Bagian Prokopim Sekretariat Daerah Kabupaten Bondowoso, Raden Saudia Yourdan Islami Taufik, tampil memukau dalam pagelaran rakyat bertajuk Ngampar Lama’ pada acara Megalit Fest 2025, yang digelar dalam rangka peresmian Museum Terbuka Megalitik Bondowoso, di Desa Pakauman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur,Jum’at ,7/11/2025.

Dalam pertunjukan yang mengusung tema “Merajut Budaya, Menyambung Peradaban” tersebut, Yordan — sapaan akrabnya — berperan sebagai penguasa wilayah peradaban di Lereng Argopuro, tokoh protagonis dalam kisah bertajuk “Patung Megalitik Bermuka Dua: Jejak Duka yang Terukir Abadi.”

“Lakon ini menceritakan kisah arca dua rupa yang ada di Museum Terbuka Megalitik Bondowoso,” ujar Yordan seusai pementasan, Jumat (7/11/2025).

Sebagai pembina Komunitas Ngampar Lama’, Yordan menjelaskan bahwa pertunjukan rakyat tersebut digelar secara keliling dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya, kata dia, untuk memberikan hiburan gratis kepada masyarakat sekaligus membuka ruang berekspresi bagi para pelaku seni dan budaya di Bondowoso dan sekitarnya.

“Melestarikan budaya adalah panggilan hati nurani. Karena itu, saya tidak segan turun langsung menjadi pemain dalam setiap pagelaran,” ujarnya.

Kisah Dua Wajah: Duka dan Ketidakadilan

Lakon yang dimainkan Yordan mengisahkan tentang patung megalitik bermuka dua, peninggalan kuno yang ditemukan di kawasan megalitik Desa Suco Lor, Kecamatan Maesan. Patung tersebut menggambarkan dua wajah — laki-laki dan perempuan — yang menyatu, menjadi simbol kesedihan dan ketidakadilan.

Menurut cerita yang diwariskan turun-temurun, patung itu berkaitan dengan kisah tragis seorang penguasa bijaksana yang kehilangan kedua anaknya akibat wabah penyakit yang melanda wilayah kekuasaannya.

“Patung ini bukan sekadar karya seni yang terabaikan oleh waktu, melainkan simbol kuat tentang kehilangan, kesedihan, dan ketidakadilan,” terang Yordan.

Kematian putra-putri sang penguasa, yang seharusnya menjadi penerus tahta, dianggap sebagai pukulan berat bagi masyarakat kala itu. Kesedihan mendalam tersebut diabadikan dalam bentuk patung bermuka dua — wajah laki-laki melambangkan penguasa yang kehilangan harapan, sementara wajah perempuan menggambarkan duka keluarga yang ditinggalkan.

Simbol Duka dan Pengingat Kehidupan

Masyarakat setempat meyakini patung megalitik itu memiliki nilai spiritual dan menjadi simbol penerimaan atas kehilangan. Mereka percaya, patung tersebut menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh, serta menjadi pengingat bahwa duka adalah bagian dari perjalanan hidup.

“Meski penerus tahta telah tiada, semangat mereka terus hidup dalam ingatan masyarakat. Patung itu menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan pengingat akan ketidakabadian hidup,” tutur Yordan.

Dengan pementasan ini, Komunitas Ngampar Lama’ berupaya menghidupkan kembali kisah dan nilai-nilai luhur dari masa lalu, agar generasi muda Bondowoso tidak melupakan akar budaya dan sejarah daerahnya.

1744129950993

“Gayung bersambut” Pemkab Bahas Raperda Perubahan PDAM ,DPRD Bentuk Pansus Perumda Ijen Tirta

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tengah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang perubahan status PDAM Ijen Tirta menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Ijen Tirta.

Bak gayung bersambut usai Pembahasan pada Jumat (7/11/2025), Langsung dibentuk Pansus Perumda Ijen Tirta.

Langkah ini merupakan upaya Pemkab untuk memperkuat dasar hukum pengelolaan air bersih sekaligus memberikan ruang inovasi yang lebih luas bagi Perumda Ijen Tirta dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid Wahid, melalui Wakil Bupati As’ad Yahya Safi’i mengatakan penyusunan Raperda ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan regulasi terbaru serta membuka peluang pengembangan bisnis daerah.

““Dengan status baru, Perumda Ijen Tirta diharapkan bisa lebih fleksibel dalam mengembangkan sistem bisnis dan memperluas jangkauan pelayanan,” jelasnya .

Menurutnya, perubahan status tersebut juga menjadi langkah strategis agar perusahaan daerah tidak hanya fokus pada pelayanan publik, tetapi juga dapat menjalankan fungsi ekonomi yang memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya ,Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir, menilai perubahan status PDAM menjadi Perumda akan memperkuat kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sejak berdiri pada tahun 1989, PDAM Ijen Tirta telah menerima penyertaan modal dari pemerintah daerah sebesar Rp24 miliar dan subsidi sekitar Rp14 miliar. Namun hingga kini, belum ada kontribusi PAD yang signifikan karena tingkat pelanggan masih di bawah 70 persen dari total kepala keluarga di Bondowoso.

“Kalau berubah jadi Perumda, tentu diharapkan ada kontribusi langsung terhadap PAD, apalagi bila cakupan layanan sudah meningkat,” kata Dhafir.

Ketua Pansus Raperda terpilih , Sutriyono, menyampaikan bahwa pihaknya telah membentuk struktur kepanitiaan dengan total 15 anggota dari berbagai fraksi. Pansus diberi waktu maksimal enam bulan untuk menelaah 139 pasal dalam Raperda tersebut.

“Jumlah pasalnya cukup banyak karena perda ini menjadi dasar hukum berdirinya Perumda. Hari ini kami menetapkan pimpinan dan anggota Pansus,” terang Sutriyono.

Ia menambahkan, salah satu fokus utama pembahasan adalah mekanisme penyetoran laba perusahaan ke kas daerah sebagai bagian dari kontribusi terhadap PAD.

“Ada pasal-pasal yang mengatur laba perusahaan nantinya akan ada persentase yang disetor ke PAD,” tukasnya.

Dengan perubahan status menjadi Perumda, diharapkan Ijen Tirta mampu mengelola air bersih dengan lebih efisien, memperluas cakupan pelayanan, serta memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah melalui peningkatan pendapatan asli daerah.

1744129950993

Bupati Bondowoso Resmikan Museum Terbuka Megalitik: Merajut Budaya, Menyambung Peradaban

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid Wahid, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Fathur Rozi, meresmikan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso yang berlokasi di Desa Pakauman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Peresmian ini dikemas dalam kegiatan Megalit Fest dengan tema “Merajut Budaya, Menyambung Peradaban.”

Bupati KH. Abdul Hamid Wahid menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa kehadiran Museum Terbuka Megalitik Bondowoso menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya di Kabupaten Bondowoso.

“Karena atas rahmat dan izin-Nya, hari ini kita dapat bersama-sama menghadiri Megalit Fest sekaligus menyaksikan peresmian Museum Terbuka Megalitik Bondowoso. Ini menjadi langkah penting dalam memperkenalkan kekayaan situs megalitik Bondowoso kepada generasi muda, mulai dari tingkat SD hingga SMA,” ujarnya.

Menurut Bupati, museum tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga sebagai sarana edukasi yang menyenangkan dan bermakna bagi masyarakat. Ia berharap kehadiran museum ini mampu menumbuhkan rasa cinta budaya dan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan leluhur.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bondowoso, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan, termasuk jajaran pemerintah, pegiat budaya, pelaku seni, juru pelihara situs, serta seluruh masyarakat yang tanpa lelah menjaga peninggalan megalitik di tanah kita tercinta ini,” tutur Bupati.

Lebih lanjut, KH. Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa penetapan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso bukanlah akhir dari proses, melainkan awal dari perjalanan baru untuk menjadikan museum ini lebih hidup, interaktif, dan relevan bagi masyarakat luas.

“Mari kita bersama-sama menjadikan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso sebagai simbol kebanggaan daerah, pusat edukasi bagi generasi muda, serta sumber inspirasi dalam pelestarian warisan budaya Indonesia, bahkan dunia,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, semangat kegiatan ini sejalan dengan visi “Culture for the Future” yang dicanangkan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

“Kebudayaan bukan hanya sekadar warisan masa lampau, tetapi sumber inspirasi dan kekuatan untuk membangun Bondowoso yang Berkah, Berkualitas, Akseleratif, dan Holistik,” pungkasnya.

1744129950993

Bupati Melalui Wabup Sampaikan Rancangan APBD 2026 di Rapat Paripurna DPRD Bondowoso

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid Wahid, melalui Wakil Bupati As’ad Yahya Safi’i, menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bondowoso Tahun Anggaran 2026 dalam rapat paripurna DPRD Bondowoso.

Dalam penyampaiannya, Wabup As’ad menyoroti kebijakan pemerintah pusat yang memangkas dana transfer ke daerah (TKD) dalam APBN 2026. Ia menyebut, kebijakan tersebut menjadi “trending topic” dalam berbagai diskusi pengelolaan keuangan daerah, mengingat pemotongan mencapai sekitar Rp200 triliun atau 29 persen dibandingkan tahun 2025.

“Kebijakan ini tentu berpotensi melemahkan kapasitas belanja daerah, mengurangi peredaran uang dan konsumsi, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.

Meski demikian, Pemkab Bondowoso berkomitmen untuk tetap melaksanakan program pembangunan secara optimal dengan memaksimalkan sumber daya yang ada. Wabup As’ad menegaskan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam menggali potensi daerah, terutama dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mengarahkan anggaran pada belanja yang produktif, efektif, serta efisien.

“Dengan kapasitas fiskal yang terbatas, kita tetap harus mewujudkan target pembangunan daerah yang mendukung visi Asta Cita, selaras dengan program prioritas pemerintah pusat dan provinsi,” tambahnya.

Rancangan APBD 2026 disusun berdasarkan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas serta Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2026 yang telah disepakati bersama. Tema pembangunan tahun depan mengusung semangat ‘Penguatan Ekonomi Lokal Berbasis Inovasi dan Kemandirian Menuju Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan’.

Rincian APBD Bondowoso Tahun 2026

Secara garis besar, rancangan APBD Bondowoso Tahun Anggaran 2026 terdiri atas:

A. Pendapatan Daerah: sebesar Rp1.871.114.104.318,00, terdiri dari:

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp300.223.837.988,00, meliputi:

1. Pajak Daerah: Rp114.502.523.038,00

2. Retribusi Daerah: Rp200.499.915.917,00

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan: Rp5.000.000.000,00

4. Lain-lain PAD yang Sah: Rp7.268.133.113,00

Pendapatan Transfer sebesar Rp1.495.703.378.250,00, yang mencakup:

1. Transfer Pemerintah Pusat: Rp1.434.064.491.000,00

2. Transfer Antar Daerah: Rp61.638.887.250,00

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah: Rp48.140.154.000,00

B. Belanja Daerah: sebesar Rp1.880.957.087.074,00, meliputi:

Belanja Operasi: Rp1.470.475.196.501,00

Belanja Pegawai: Rp910.088.972.013,00

Belanja Barang dan Jasa: Rp512.170.646.588,00

Belanja Hibah: Rp48.215.577.900,00

Belanja Modal: Rp113.776.725.137,00

Peralatan dan Mesin: Rp37.722.362.676,00

Gedung dan Bangunan: Rp8.954.417.081,00

Jalan, Jaringan, dan Irigasi: Rp59.679.603.000,00

Aset Tetap Lainnya: Rp7.420.342.380,00

Belanja Tidak Terduga: Rp4.000.000.000,00

Belanja Transfer: Rp292.705.165.436,00

Bagi Hasil: Rp12.408.243.896,00

Bantuan Keuangan: Rp280.296.921.540,00

C. Pembiayaan Daerah:

Penerimaan Pembiayaan: Rp9.842.982.756,00, berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya.

Pengeluaran Pembiayaan: nihil.

Dengan rincian tersebut, Pemkab Bondowoso berharap penyusunan APBD 2026 dapat menjadi instrumen kebijakan fiskal yang mampu menjaga stabilitas ekonomi daerah, mendorong kemandirian fiskal, serta mempercepat pencapaian target pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

1744129950993

Ratusan Butir Proyektil Ada Di Dalam Karung Ditemukan di TPS Gapangan Banyuwangi 

IMG-20250408-WA0090

BANYUWANGI – Karung berisi ratusan proyektil peluru ditemukan warga di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Gapangan, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi.

Temuan tersebut langsung dilaporkan kepada pihak berwenang. Petugas kepolisian yang menerima informasi tersebut segera mendatangi lokasi dan mengamankan barang bukti.

“Setelah menerima laporan melalui layanan Wadul Kapolresta, kami langsung menindaklanjuti dengan mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap barang temuan tersebut,” kata Kapolsek Giri, AKP Budi Mujiono, Kamis (6/11/2025).

Budi mengungkapkan, total sebanyak 241 butir proyektil ditemukan oleh petugas angkut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bernama Hariyono (45).

Petugas angkut sampah itu sempat membawa karung putih berisi ratusan butir proyektil tersebut ke rumahnya sebelum akhirnya diamankan oleh polisi.

“Ratusan butir proyektil itu ditemukan oleh petugas angkut dari DLH ketika akan mengangkut sampah di TPS Gapangan pada Selasa lalu,” ungkap Budi.

Dari hasil penghitungan petugas, total ada 241 proyektil, terdiri dari 104 proyektil berukuran besar dengan panjang 6,2 sentimeter dan ukuran kecil sepanjang 4,6 sentimeter sebanyak 136 butir.

Sementara berdasarkan hasil identifikasi petugas, proyektil yang ditemukan sudah dalam kondisi berkarat tanpa selongsong dan tidak berpotensi meledak.

“Barang bukti satu karung berisi proyektil tersebut kini telah diamankan di gudang senjata milik Unit 4 Satintelkam Polresta Banyuwangi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” terang Budi . (mam)

1744129950993

Pemkab Bondowoso Akan Lakukan Selter Jabatan Tinggi Pratama , Diklat PIM III Bukan Merupakan Syarat Utama

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso — Pemerintah Kabupaten Bondowoso akan membuka seleksi terbuka untuk jabatan kepala organisasi perangkat Daerah (OPD) di lingkungan pemerintah daerah.

Hal ini disampaikan Sekda Bondowoso Fathur Rozi kepada awal media dalam pernyataan resmi yang menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada aparatur yang memenuhi syarat.

Dalam keterangan tersebut dijelaskan bahwa seleksi terbuka ini diperuntukkan bagi pegawai dengan eselon 3A maupun 3B yang telah memenuhi persyaratan administratif.

Dikatakan bahwa Diklat PIM III bukan merupakan syarat utama, namun lebih kepada syarat pelengkap atau preferensi dalam seleksi terbuka (selter) jabatan eselon II (Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

“Kita akan membuka shelter seleksi terbuka bagi teman-teman yang memenuhi syarat. Tidak ada batasan tambahan yang menghambat kesempatan mereka,” ujarnya.

Ia menegaskan, pemerintah tidak ingin ada hambatan administratif yang membuat pegawai berpotensi menjadi tertutup kesempatannya untuk berkembang.

“Kalau kita memberi syarat berlebihan, maka teman-teman yang punya potensi tapi terkendala administrasi akan terhenti. Kita tidak ingin itu terjadi,” tambahnya.

Dikatakan bahwa Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepemimpinan Tingkat (TK) lll bukan sebagai persyaratan utama untuk menduduki jabatan Aselon Dua.

Melalui mekanisme seleksi terbuka ini, diharapkan setiap ASN yang memiliki kemampuan dan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan dapat berpartisipasi secara adil dan transparan.

Pemerintah Kabupaten Bondowoso juga akan memastikan proses seleksi berlangsung objektif sesuai ketentuan yang berlaku terbuka SE wilayah Jawa Timur.

1744129950993

Sekda Bondowoso Apresiasi Tiga Kecamatan Capai 100 Persen Realisasi Pajak, Dorong Sinergi Perangkat Daerah

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso — Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Fathur Rozi, menyampaikan apresiasi kepada tiga kecamatan yang berhasil mencapai target 100 persen realisasi pajak daerah. Ketiga kecamatan tersebut yakni Kecamatan Taman Krocok, Sumber Wringin, dan Klabang.

“Alhamdulillah, tadi ada tiga kecamatan yang sudah mencapai 100 persen realisasi pajak. Ini patut kita apresiasi karena menunjukkan progres yang sangat baik,” ungkap Fathur Rozi, Kamis (6/11).

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bondowoso akan terus mendorong peningkatan capaian pajak di seluruh wilayah dengan menerapkan sejumlah strategi baru. Salah satunya, dengan menugaskan perangkat daerah sebagai pendamping kecamatan untuk memperkuat koordinasi dan mempercepat capaian target.

“Nanti perangkat daerah akan kita bagi tugas untuk menjadi pendamping kecamatan. Jadi, setiap kecamatan akan mendapat dukungan langsung dari perangkat daerah agar progresnya bisa terjaga dan meningkat,” jelasnya.

Meski saat ini capaian keseluruhan belum mencapai 70 persen, Fathur Rozi optimistis Bondowoso mampu melampaui target tahun sebelumnya. Ia menegaskan, langkah-langkah perbaikan terus dilakukan secara bertahap agar perubahan sistem kerja dapat berjalan efektif.

“Insyaallah, tahun depan kita akan temukan pola yang lebih efisien. Semua dilakukan step by step agar tidak menimbulkan kejutan dalam sistem kerja,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fathur menekankan bahwa pencapaian pajak bukan hanya tanggung jawab pemerintah desa semata, melainkan juga hasil sinergi berbagai pihak. Ia menyebut sejumlah perangkat daerah seperti DPMD dan BPKAD memiliki peran penting dalam melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja di tingkat desa.

“Ini tanggung jawab bersama. Ada DPRD yang berperan dalam fungsi pengawasan, Kominfo yang membantu membangun kesadaran publik, dan perangkat daerah lain yang ikut berkontribusi. Semua harus bersinergi,” tegasnya.

Sebagai Sekretaris Daerah, Fathur Rozi menegaskan dirinya akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor agar kinerja pemerintah daerah, khususnya dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), dapat semakin baik ke depannya.

“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi saya, bagaimana kita bersama-sama bisa menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya,” pungkasnya

1744129950993

Momentum Pembenahan Birokrasi: Bupati Bondowoso Lantik 9 Pejabat Tinggi Pratama dan 11 Jabatan Siap di OB

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso — Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid Wahid, menegaskan pentingnya integritas, profesionalisme, dan semangat pelayanan publik sebagai landasan utama dalam menjalankan amanah jabatan.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bondowoso, yang berlangsung khidmat di Pendopo Bupati, Kamis (6/11/2025).

Bupati Hamid Wahid menegaskan bahwa jabatan bukan sekadar kedudukan struktural, melainkan amanah dan tanggung jawab moral yang harus dijalankan dengan dedikasi dan loyalitas tinggi.

“Pelantikan ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum penting untuk memperkuat kinerja organisasi, mempercepat pencapaian target pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik,” ujarnya.

Bupati juga mengingatkan bahwa reformasi birokrasi sejati bukan hanya tentang perubahan struktur, tetapi juga perubahan pola pikir dan budaya kerja di kalangan aparatur sipil negara (ASN).

“Kita harus menanamkan semangat melayani, bukan dilayani; bekerja dengan solusi, bukan alasan; serta menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi maupun kelompok,” tegasnya.

Lebih lanjut, Bupati Hamid Wahid mengajak seluruh pejabat yang baru dilantik untuk menjadi teladan dalam disiplin, integritas, dan etos kerja, serta mampu membangun komunikasi yang harmonis di lingkungan kerja masing-masing.

“Kinerja saudara-saudara akan menjadi cerminan wajah birokrasi Bondowoso. Karena itu, jadilah pemimpin yang menginspirasi, mendorong inovasi, dan membawa perubahan nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Acara pelantikan ini juga menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk mewujudkan visi “Bondowoso Berkah” ( Berkualitas, Akseleratif, dan Holistik ) yang terus digaungkan oleh Bupati Abdul Hamid Wahid sejak awal masa kepemimpinannya.

Bupati mengajak seluruh ASN di lingkungan Pemkab Bondowoso untuk bekerja dengan hati dan niat tulus, demi terwujudnya pemerintahan yang berdaya saing, berintegritas, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

“Mari kita laksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Tunjukkan loyalitas dan dedikasi untuk menjadikan birokrasi kita semakin profesional dan dipercaya masyarakat,” pungkasnya.

Berikut daftar Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang dilantik:

1. Ghozal Rawan — Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

2. M. Imron — Kepala Dinas Sosial dan P3AKB

3. Anissatul Hamidah — Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

4. Taufan Restuanto — Kepala Dinas Pendidikan

5. Agung Tri Handono — Inspektur

6. Dodik Siregar — Staf Ahli Bidang Perekonomian

7. Selamet Yantoko — Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda)

8. Aris Agung Sungkowo — Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

9. Ahmad — Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol)

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyampaikan bahwa masih terdapat 11 jabatan tinggi pratama yang belum terisi dan akan diisi melalui mekanisme seleksi terbuka atau open bidding (OB)

“Ada 11 jabatan tinggi pratama yang masih kosong. Nanti akan kita lanjutkan melalui mekanisme seleksi terbuka sesuai regulasi, dengan mempertimbangkan rekomendasi teknis dari kementerian terkait,” jelasnya.

Adapun jabatan yang saat ini masih diampu oleh Pelaksana Tugas (Plt) antara lain:

1. BKPSDM

2. DLH

3. Diskoperindag

4. Disparpora

5. Dinkes

6. BSBK

7. BPKAD

8. Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda

9. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik

10. Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia

11. Diskominfo

Bupati berharap proses pengisian jabatan berikutnya dapat berjalan lancar dan menghasilkan pejabat-pejabat yang profesional, berintegritas, serta mampu mendukung kelengkapan struktur pemerintahan daerah dalam mewujudkan tata kelola yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Acara pelantikan turut dihadiri oleh Ketua DPRD Bondowoso H. Ahmad Dhafir, Wakil Bupati As’ad Yahya Safi’i, para Staf Ahli, Asisten Daerah, Inspektur, Sekretaris DPRD, para Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Bagian, Camat se-Kabupaten Bondowoso, serta insan media.

 

1744129950993

Menteri Zulhas Ajak Ulama dan Pesantren Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Menteri Koordinator Bidang Pangan, H. Zuljifli Hasan, menghadiri Muktaqa Ulama Nasional I yang digelar di Auditorium KH. Muhammad Ma’sum, Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso,Rabu ,5/11/2025.

Dalam kesempatan tersebut, Zulhas menegaskan pentingnya persatuan dan kemandirian pangan sebagai kunci menuju Indonesia yang kuat dan sejahtera.

Menurutnya, berbagai kebijakan pemerintah terus diarahkan untuk memperkuat sektor pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya melalui program koperasi kelurahan yang memberi manfaat bagi anak-anak, ibu hamil, dan balita, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 82,9 juta orang.

“Kita ingin membangun negara yang kuat, sebagaimana cita-cita Indonesia merdeka—negara yang ekonominya kokoh, berlandaskan Pancasila, menjunjung kerakyatan, gotong royong, dan kebersamaan. Namun semua itu bisa tercapai kalau kita kuat pangannya,” ujar Zulhas.

Ia juga menekankan bahwa kunci utama keberhasilan bangsa adalah persatuan.

“Kita jangan terus ribut satu sama lain. Kalau pemilu sudah selesai, mari kembali bersatu. Jika umat Islam bersatu, dan bersatu pula dengan umat beragama lainnya, maka Indonesia akan kuat dan maju. Insya Allah, Indonesia akan cerah seperti sinar matahari pagi,” tambahnya.

Sementara itu, KH. Toha, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Islah Bondowoso, menuturkan bahwa kegiatan Muktaqa ini dihadiri sekitar 1.500 kiai dari berbagai daerah. Ia menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat peran pesantren dan ulama dalam membantu pemerintah, khususnya di sektor pangan.

“Para kiai berharap pondok pesantren dan para tokoh agama bisa berperan aktif, tidak hanya dalam urusan keagamaan, tetapi juga dalam bidang sosial, ekonomi, dan ketahanan pangan. Ini bagian dari upaya mempersatukan umat dan pondok pesantren di seluruh Indonesia,” ungkap KH. Toha.

Lebih lanjut, KH. Toha menjelaskan bahwa beberapa pesantren telah memiliki program swasembada pangan, termasuk di Al-Islah yang telah memiliki lahan pertanian, peternakan kambing, ayam, dan lele, serta lahan tebu dan padi.

“Pesantren tidak hanya berbicara tentang agama, tetapi juga tentang ekonomi, sosial, budaya, dan bahkan politik. Kami ingin menunjukkan bahwa pesantren bisa mandiri dan berkontribusi nyata untuk bangsa,” pungkasnya.

Dengan semangat persatuan dan kemandirian pangan yang digaungkan dalam Muktaqa Ulama Nasional I ini, diharapkan pesantren dan ulama menjadi motor penggerak ketahanan pangan nasional, sekaligus memperkuat peran keagamaan dalam pembangunan bangsa.

1744129950993

Bupati Bondowoso Buka Muktaqa Ulama Nasional I

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso — Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid Wahid, secara resmi membuka kegiatan Muktaqa Ulama Nasional I yang digelar di Auditorium KH. Muhammad Ma’sum, Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso,Rabu ,5/11/2025.

Dalam sambutannya, Bupati KH. Abdul Hamid Wahid menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan nasional tersebut. Ia berharap forum ini dapat menjadi wadah bagi para ulama untuk mencurahkan pemikiran, gagasan, dan pandangan strategis demi kemajuan bangsa dan negara.

“Melalui forum ini, para ulama dapat menyampaikan langsung pemikiran-pemikiran kebangsaan dan keumatan kepada para pemimpin. Dengan posisi strategis beliau-beliau yang hadir, tentu dapat memberikan fasilitas dan penjelasan bagi kita semua terkait wacana dan arah kebangsaan ke depan,” ujarnya.

Bupati juga mengucapkan selamat kepada seluruh peserta yang hadir dalam Muktaqa Ulama Nasional I tersebut. Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara ulama dan pemerintah, serta melahirkan pemikiran konstruktif bagi kemajuan umat.

“Kami ucapkan selamat kepada para ulama yang hadir dari berbagai kota di Indonesia. Semoga forum ini menjadi langkah awal perkembangan positif bagi umat, bangsa, dan negara,” tambahnya.

Hadir pula dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Pangan, H. Zulkifli Hasan, serta sejumlah narasumber nasional yang turut memberikan pandangan dan informasi terkait isu-isu kebangsaan dan keumatan.

“Alhamdulillah, Al-Islam dan Bondowoso dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara penting ini. Semoga membawa berkah bagi kita semua,” tutup Bupati Abdul Hamid Wahid.

Acara Muktaqa Ulama Nasional I ini diharapkan menjadi ajang konsolidasi pemikiran dan langkah nyata para ulama dalam menjawab berbagai tantangan bangsa di era modern saat ini.

1744129950993
0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Recent Posts

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih